Bersyukur, karena kalian sudah melewati fase tertentu di usia sekarang

By tkphendrik.blogspot.com - Agustus 09, 2018


 lagu pengiring: Di Atas Meja - Payung Teduh 


Bersyukur, karena kalian sudah melewati fase tertentu di usia sekarang

Sekitar jam 21.15 wib ya mepet – mepetnya jam 21.20 lah, karena kami pulang sekitar setengah sepuluh malam. Kami pamit pulang karena gak enak, kan etika bertamu emang kudu pulang jam segitu, dan kebetulan perut kami sudah kenyang terisi sambal ikan kerapu goreng plus sayur terong. Ya agak kurang ajar memang datang lalu makan, tapi ya gimana lagi, kalo gak dimakan ya gak enak sama yang nawarin to. Dikira nanti nolak rejeki, dikira nanti mubazir sama makanan, dikira nanti sombong lama nggak ketemu nggak mau makan masakan rumahan, ntar masuk neraka loh.

La kami luruskan dulu, kebetulan kami datang sekitar setengah 8 malam. Ngeeeng…parkirin motor didepan kontrakan. Kami lihat pintu masih tertutup rapat, dan kondisi lampu ruang tamu mati. Terlihat sebuah motor di teras, oh berarti ada orang, lalu kami ketuk pintu. Agak lama kemudian di buka, seiring teman saya ini membukakan pintu tercium pula aroma bumbu masak. Nah dari sinilah saya sudah merasa bahwa nanti akan ditawari makan.

Tanpa alasan yang jelas saya tiba – tiba ingin menyambangi teman saya ini. Pengantin baru yang saya kenal betul siapa dia. Ketika masuk ruangan nya pun saya sudah bisa tebak mana yang selera istrinya dan selera dia. Benar...saya nggak bohong, dan pertanyaan yang saya ajukan seputar benda, dan barang – barang disekitar di iya kan oleh istrinya. Sore itu yang terbesit di fikiran saya adalah “kok aku pengen dolan ning omahe yo” yasudah tanpa kasih kabar kami langsung meluncur ke kontrakannya. Hal yang tiba – tiba ini menjadikan obrolan di ruangan mencair sebagaimana biasa. Tentu pembuka obrolan yang ditanyakan pada kami tidak lain dan tidak bukan, “kapan nih kalian married?” hahaha. Ya gimana dong, saya kan belum menikah, tapi tetep ditanyain pertanyaan seputar pernikahan sama pasangan macam mereka ini. Untungnya nggak perlu saya jawab kami semua hanya tertawa, karena mereka juga tahu faktor apa yang ngebuat kami sedemikian. Disela menunggu masakan matang, saya berbincang dengan teman saya ini. Obrolan yang ringan – ringan aja sih, seputar keseharian gimana jadi kepala rumah tangga, problematika kegiatan di sekolah. Kan kebetulan mereka dua – dua nya guru.

Walaupun nggak banyak yang di bahas, tapi kami merasa obrolan tersebut mengalir gitu aja. Saya jadi mbatin, kok kaya nya teman saya ini butuh teman ngobrol untuk ngelepasin uneg – uneg nya selama berumah tangga. Apa fase nya sedalam ini ketika menjalani hubungan yang katanya Sunnah, dan jalan terbaik menuju surga. Tanda tanya besar sih, karena memang saya belum menjalani secara langsung. Saya berusaha menjadi pendengar yang baik di hadapannya, karena saya ngerti, kapasitas apa sih yang dipunya bujang untuk kasih saran ke orang yang sudah berumah tangga, ya toh?. Saya nggak ingin berfikir aneh – aneh, karena niat saya kesana bukan untuk hal semacam itu. Hanya ingin tahu keadaannya sekarang, silaturahmi, ngono tok. Di sela kami diam saya hidupkan laptopnya, saya lihat folder – folder nya masih sama ketika masa kami kuliah S1 dulu hahaha. Saya jadi kangen nitip folder poto – poto, padahal laptop siapa tapi isinya punya siapa siapa. Ya wajar lah, zaman semono saya kuliah ya modal jujur sama sepeda motor Jupiter doang. Hahaha…

Kami bercerita sedikit tentang jaman nge kos, terselip ngomongin teman – teman yang sekarang sudah sibuk di dunia pekerjaannya. Ya…tipis – tipis ngegosip lah, tapi kami bicara fakta, nggak ngefitnah sana – sini. Dgr. Dia juga cerita kalau sekarang mengajar mantan anak murid saya yang sekarang sudah menginjak sekolah menengah atas. Sebenarnya ya, jujur ini, kalau lebih milih mending saya ngobrol dengan istrinya. Loh kenapa?ya iya, kalo cuma ngobrol sama dia wis waleh. Saya pengen dengar gimana perubahan dia menurut pandangan dan yang dirasakan sang istri langsung. Tapi yang jelas saya bersyukur bisa ditengah – tengah mereka, mereka terlihat bahagia, saya ikut senang. Apalagi mendengar kalau mereka akan dikaruniai momongan beberapa bulan kedepan, saya terharu dan mbatin, semoga pinter kaya bapaknya tapi jangan sensitive kaya ibu nya hahaha. Tapi beneran loh saya ikut seneng, doaku terbaik untuk kalian lah pokoknya. Semoga kalian terus bersyukur atas pencapaian yang kesekian kalinya, sudah mampu melewati fase di usia yang seharusnya. Mungkin jika saya diposisi mereka belum tentu saya bisa sebahagia itu. Bahkan saya hanya sesekali mampu melihat sorotan matanya, sering saya alihkan pandangan saya untuk menghindar dari rasa haru. Ingin sekali saya memeluknya, tapi itu tidak saya lakukan, saya malu hehe, lanang kok mbrebes. Lah…pas saya nulis ini ternyata mbrebes juga, fak lah. Tapi kan setidaknya nggak langsung di depan mereka, aku isin rek…

Dan dilalah tenan, masakan matang, waktunya makan. Kami ber empat menikmati hidangan makan malam itu. Ya gimana nggak menikmati, wong adanya itu ya dimakan saja, rasah kakean cangkem. Mending kakean duit dari pada kakean cangkem. Kebetulan menunya ikan kerapu, saya pribadi nggak terlalu favorit sama makanan ikan – ikanan kaya gitu, ikan beneran nah mau. Apasih…hehe. Yang khas lagi nasi yang ada di magicom, agak mblenyek, saya tahu benar ini selera siapa, tidak lain tidak bukan ya teman saya ini. Bayangin, sebegitu baik istrinya, nyampe selera makan aja sang istri paham kemauan suami. Ini baru segi makanan loh belum yang lain, selera ranjang misalnya *eh. Kurang apa coba teman saya ini dipertemukan jodoh kaya gitu, harus pandai – pandai bersyukur dia. Saya kemudian cuci tangan, lalu makan yang sudah tersaji di piring saya. Hanya sedikit obrolan ketika kami sedang santap malam. Beres makan, kami duduk – duduk sebentar berbagi cerita dan canda tawa. Tak terasa jam menunjukkan pukul 21.00 wib, kami harus menyudahi pertemuan ini. Tanpa ambil gambar, tanpa update story, abis gimana…ngobrolnya ngalir gtu aja nggak kepikiran untuk itu. Mereka mengantar kami keluar hingga teras, saya keluarkan motor sampai di depan gerbang, kemudian kami pamit ucapkan salam.

Sebelum salam saya bilang ke mereka besok saya kesini lagi ba’da isya aja, biar pas tinggal makan hahaha…kan asu. Biasalah, saya ucapkan hal semacam itu dengan nada becanda. Ditimpali patner yang saya bonceng, ia seolah mentotal semua makanan yang kami makan. Laiknya di sebuah warung makan. Wkwkwkwkkk tawa semakin lepas. Senang rasanya melihat mereka tertawa seperti itu, setidaknya kami datang di waktu yang tepat. Tepat hari, tepat waktu, tepat rasa, jangan kapok – kapok ya nerima kami kalau main kesana lagi. See u…

Di tengah perjalanan pulang saya jadi mikir, keluarga baru mana lagi ya yang musti disambangi. Lumayan kan makan, ngopi, dan ngobrol geratis cuma kurangnya nggak rokoan aja. Muehehehe


  • Share:

You Might Also Like

1 komentar

  1. JADIKAN AGEN KAMI MENJADI FAVORIT ANDA ,
    AYOO BERGABUNG BERSAMA RIBUAN MEMBER KAMI YANG LAINNYA
    HANYA DI HTTP :// WWW.ARENA-DOMINO.COM
    BONUS ROLLINGAN TERBESAR 0,3 % SETIAP MINGGUNYA .
    Untuk keterangan lebih lanjut, segera hubungi kami di: WA : [+855]964967353

    BalasHapus